Selasa, 20 Maret 2012

sail over 7seas

Kamu

"Berlayar, menuju mimpi ketika matahari perlahan naik ke deklinasi 15 derajat, aku menengadah lurus ke Cakrawala. Arah mana? Aku pun tak tahu.
Angin berhembus searah dengan lambung kapal, diiringi oleh riak ombak berskala 5 beaufort, burung elang laut lalu lalang di geladak, semangat untuk memangsa ikan pada pagi yang indah ini.
Tak sadar, aku berada di pesisir pantai tanjung harapan!
Lumba-lumba dan paus biru membuat radar bingung, apakah itu sebuah benda atau kapal? Segera saja aku perintahkan jurumudi untuk merubah haluan ke arah kanan 10 derajat.
Ah, itu kawanan lumba-lumba, gumamku kesal.
Hal yang lumrah didaerah coastal.

Engkau datang seindah embun, sesejuk angin pagi yang seakan berlomba dengan mentari pagi menembus jendela dengan mudahnya, menebar tawa dengan pesona. Aku terbius sesaat tak sadar diri, terdiam lalu tersenyum menyanyi. Lalu siang pun datang.
Membuyarkan lamunanku untuk segera menghitung meridian passage dari matahari, hal yang selalu aku lakukan untuk menemukan error kompas magnit.

Sesaat kemudian, pikiranku buyar oleh sebuah pertanyaan.
Kenapa kau hadir dikehidupanku yang sangat biasa, berlalu, berjalan dan bergulir hampa, ibarat perairan selat malaka, tenang dan seperti kaca.
Kenapa kau hadir di kehidupanku yang sebelumnya biasa tanpamu?
Pertanyaan yang sering di pertanyakan oleh mereka, bahkan olehku sendiri. Pertanyaan yang sering menghiasi waktu senggangku yang berhiaskan lamunan, kosong namun menghanyutkan.

Kisah tentang seraut wajah yang indah untukku disaat akal dan hati belum berjalan beriringan berdampingan, tapi yang pasti nama dan ingatan tentangnya takkan pernah ku lupa. Nama yang luar biasa, wajah yang sempurna membuatku tak bisa bertahan dari guratan wajah lainnya selama beberapa lama.
Seindah rasi bintang canis major , orion dan southern cross.

Inilah aku, atau mungkin mereka. Tak banyak tapi aku yakin ada. Sebagian orang yang menunggu seseorang yang amat berharga, bahkan sampai saat ini dimana kau menjalani hari-hari bersama hati yang berbeda.

Aku bukan pecinta sempurna, aku bukan juga seorang pujangga, terkadang kalimatku pun tak bermakna. Aku hanya punya tempat di hati dan pikiranku untukmu yang bisa ku berikan padamu sementara keadaan yang seperti ini.

Kau datang di saat aku belum bisa mengerti hati dan menghargai rasa yang ada, namun itu semua sudah cukup membuatku berpikir bahwa kau adalah satu-satunya.

Dalam ketermenungan akan sebuah pertanyaan kau datang membawa apa yang sebenarnya diri ini mau dan ingin merasa. Inikah yang di namakan orang jatuh hatinya, yang ketika sebuah nama tersebut berada depan mata maka seluruh tubuh terasa bergetar inginnya?

Tapi saat ini pertanyaan itu belum terjawab walau kaulah 'siapa' yang aku cari keberadaannya, kaulah 'apa' yang ku inginkan adanya.

Aku disini untukmu kapanpun kau datang mencari takkan aku beranjak pergi selamanya.

Aku masih tetap disini, mengunci hati hanya untuk namamu.

2 komentar: